Hipertensi Dalam Kehamilan
TERMINOLOGI dan KLASIFIKASI 
HG-Hipertensi Gestasional adalah terminologi untuk menggambarkan adanya hipertensi berkaitan dengan kehamilan yang sifatnya “new-onset”. Klasifikasi berdasarkan National High Blood Pressure Education Program (NHBPEP) tahun 2000.                                              
Blood Pressure Education Program (NHBPEP) tahun 2000. 
- HG-Hipertensi      Gestasional (      istilah sebelumnya adalah “pregnancy induced hypertension” yang      mencakup pula hipertensi transien) 
- PE-Pre      Eklampsia 
- E-Eklampsia      
- Pre Eklampsia      super imposed pada Hipertensi Kronis 
- HK-Hipertensi      Kronis    DIAGNOSISHipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah istirahat ≥ 140/90 mmHg. Kriteria edema pada PE sudah tidak digunakan lagi oleh karena selain subjektif dan juga tidak mempengaruhi “out-come” perinatal.Diagnosis Hipertensi Dalam Kehamilan1. HG-Hipertensi Gestasional- TD-Tekanan      darah ≥ 140/90 mmHg terjadi pertama kali dalam kehamilan. 
- Tidak terdapat Proteinuria, Tekanan darah kembali normal dalam waktu < 12 minggu pasca persalinan.
- Diagnosa      akhir hanya dapat ditegakkan pasca persalinan. 
- Dapat      disertai dengan gejala PE Berat : nyeri epgastrium atau trombositopenia. 
 o Hg Sering disebut sebagai hipertensi transien.- Proteinuria       pada keadaan ini adalah pertanda semakin memburuknya penyakit.
- Proteinuria       persisten yang bermakna dapat meningkatkan resiko maternal dan fetus
 2. PE-Preeclampsiakriteria minimum- TD ≥      140/90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu 
- Proteinuria      ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1+ dispstick 
 Pre-eklampsia berat ( PE disertai dengan satu atau lebih gejala berikut dibawah ini) :- TD ≥      160/110 mmHg pada kehamilan > 20 minggu 
- Proteinuria      2.0 g/24 jam ≥ 2+ (dispstick) 
- Serum      Creatinine > 1.2 mg/dL (kecuali bila sebelumnya sudah abnormal ) 
- Trombosit      < 100.0000 / mm3 
- Microangiopathic      hemolysis ( increase LDH ) 
- Peningkatan      ALT atau AST 
- Nyeri      kepala atau gangguan visual persisten 
- Nyeri      epigastrium
 Sindroma khusus dalam kehamilan yang berupa hipertensi yang disertai dengan vasospasme generalisata (menyebabkan gangguan perfusi organ vital) dan aktivasi endotelial. Hipertensi dan Proteinuria adalah kriteria PE. Proteinuria adalah protein dalam urine >300 mg/24 jam ; atau 30 mg/dL (dipstick 1+). Derajat proteinuria bervariasi selama 24 jam, sehingga hasil kadar protein sesaat tidak merefleksikan keadaan sebenarnya.Nyeri epigastrium diakibatkan oleh nekrosis hepatoseluler, iskemia dan edema hepar yang meneybabkan regangan kapsule Glisson. Nyeri epigastrium sering disertai dengan kenaikan kadar serum hepatik transaminase (indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan). Trombositopenia adalah tanda memburuknya PE dan disebabkan oleh aktivasi dan agregasi platelet akibat vasospasme yang merangsang hemolisis mikroangiopatik. Gross hemolisis yang dengan adanya hemoglobinuria atau hiperbilirubinemia menunjukkan beratnya penyakit. Faktor lain yang menunjukkan beratnya penyakit adalah disfungsi jantung dan edema paru serta PJTDerajat preeklampsiaDerajat beratnya PE dinilai dari frekuensi dan intensitas masing-masing abnormalitas seperti yang terlihat pada tabel dibawah. Penyimpangan dari nilai normal yang semakin banyak merupakan indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan semakin kuat. Pemisahan PE ringan dan PE Berat secara tegas dapat menimbulkan kesulitan oleh karena penyakit ringan dapat dengan cepat berubah menjadi penyakit yang berat. Perlu diperhatikan bahwa tingginya tekanan darah bukan merupakan penentu utama klasifikasi berat atau ringannya PE.3. Eklampsia- Kejang      yang tidak diakibatkan oleh sebab lain pada penderita pre eklampsia 
 Pre-eklampsia yang disertai dengan kejang dan kejang tersebut tidak disebabkan oleh faktor-faktor lainnya. Kejang bersifat menyeluruh dan dapat terjadi sebelum, selama atau sesudah persalinan. Pada nulipara, kejang kadang-kadang dapat terjadi sampai 48 jam Pasca Persalinan. Chames dkk (2002) : dengan memperbaiki kualitas perawatan prenatal, sejumlah kasus eklampsia intrapartum atau antepartum dapat dicegah.4. Superimposed Preeklampsia ( pada hipertensi kronik )- Proteinuria      “new onset” ≥ 300 mg / 24 jam pada penderita hipertensi yang tidak      menunjukkan adanya proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu. 
 atau- Peningkatan      TD atau kadar proteinuria secara tiba tiba atau trombositopenia <      100.000/mm3 pada penderita hipertensi dan proteinuria sebelum kehamilan 20      minggu. 
 5. Hipertensi Kronis- TD ≥      140 / 90 mmHg sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak      terkait dengan penyakit trofoblas gestasional 
- HT      terdiagnosa pertama kali setelah kehamilan 20 minggu dan menetap sampai      > 12 minggu pasca persalinan. 
 ALT = Alanin aminotranferase AST = Aspartate aminotranferase LDH = Lactate DehydrogenaseSemua penyakit HK apapun penyebabnya memiliki predisposisi untuk berkembang menjadi PE atau E selama kehamilan. Diagnosa adanya latar belakang HK dibuat bila :- Hipertensi       tercatat sebelum kehamilan. 
- Hipertensi       terdeteksi pada kehamilan < 20 minggu. 
- Hipertensi menetap > 6 minggu pasca persalinan.
 Faktor anamnesa tambahan yang dapat membantu menegakkan diagnosis hipertensi kronis adalah :- Multipara 
- Riwayat      HT pada      kehamilan sebelumnya. Keadaan ini sering pula disertai dengan      kecenderungan 
- Menurun      dalam keluarga.      
 Diagnosa HK menjadi sulit ditegakkan bila kunjungan antenatal pertama kali dilakukan setelah lewat dari pertengahan kehamilan. Tergantung lamanya penyakit, komplikasi hipertensi kronis dapat berupa hipertrofi ventrikular, dekompensasi jantung, CVA-cerebro vascular accident atau kerusakan ginjal. 25% kasus hipertensi kronis akan berkembang menjadi superimposed PE, Pada hipertensi kronis superimposed PE sering kali disertai dengan solusio plasenta.Janin pada penderita Hipertensi Kronis sering mengalami :- PJT – pertumbuhan janin terhambat 
- Persalinan      preterm 
- IUFD – intra uterine fetal death 
 Pada penderita HK, terjadi peningkatan tekanan darah pada kehamilan > 24 minggu. Bila disertai dengan proteinuria maka disebut hipertensi kronis superimposed PE. Superimposed PE muncul lebih dini dibandingkan jenis PE “murni” dan cenderung lebih parah serta seringkali disertai dengan PJT.ANGKA KEJADIAN DAN FAKTOR RESIKOAngka kejadian HDK pada umumnya sekitar 5% dari seluruh kehamilan.Faktor resiko :- Usia 
- HG       sering terjadi pada pasien nullipara dan usia “tua” (> 35 tahun) 
- Kehamilan      kembar 
- Paritas      
- Ras :      sering      terjadi pada afro-america 
- Predisposisi      genetik 
- Faktor      lingkungan : kebiasaan      hidup 
 ETIOLOGITeori yang dianggap dapat menjelaskan etiologi dan patofisiologi PE harus dapat menjelaskan kenyataan bahwa HDK seringkali terjadi pada :- Mereka      yang terpapar pada villi chorialis untuk pertama kalinya ( pada nulipara )      
- Mereka      yang terpapar dengan villi chorialis yang berlimpah ( pada kehamilan      kembar atau mola ) 
- Mereka      yang sudah menderita penyakit vaskular sebelum kehamilan. 
- Penderita      dengan predisposisi genetik Hipertensi . 
 Menurut Sibai (2003), faktor-faktor yang berpotensi sebagai etiologi :- Invasi      trofoblastik abnormal kedalam vasa uterina. 
- Intoleransi      imonologi antara maternal dengan jaringan feto-maternal . 
- Maladaptasi      maternal terhadap perubahan kardiovaskular atau inflamasi selama      kehamilan. 
- Defisiensi      bahan makanan tertentu ( nutrisi ). 
- Pengaruh genetik.
 TerapiA. Terapi PRENATAL- Pengendalian      Kejang 
- MgSO4       i.v dilanjutkan dengan Mg SO4 infuse atau i.m (sebagai “loading dose” )       dan diteruskan dengan pemberian berkala secara i.m 
- Pemberian       antihipertensi secara berkala i.v atau per-oral bila TD diastolik> 110       mmHg 
- Hindari       pemberian diuretik dan batasi pemberian cairan intravena kecuali bila       perdarahan hebat. Jangan berikan cairan hiperosmotik 
- Akhiri       kehamilan atau persalinan. 
 Magnesium sulfat- MgSO4.7H2O       ; 
- Antikonvulsan        yang efektif tanpa penekanan pada SSP ibu dan janin 
- Dosis        untuk PEBerat sama dengan dosis untuk Eklampsia 
- Berikan        sampai 24 jam pasca persalinan 
- Tidak        dimaksudkan untuk menurunkan tekanan darah 
- Eksresi        melalui ginjal 
- Intoksikasi        dapat dihindari dengan melakukan pemeriksaan reflek patela dan frekuensi        pernafasan serta pengamatan volume produksi urine perjam. 
- Bila        terjadi depresi pernafasan berikan Calcium Gluconate 1 gram i.v        perlahan-lahan sampai depresi nafas menghilang. 
 - Pengendalian      Hipertensi 
 HidralazinePemberian hidralazine i.v bila TD Diastolik > 110 mmHg atau TS Sistolik> 160 mmHg. Dosis: 5 mg i.v selang 20 menit sampai TD Diastolik 90 – 100 mmHg. Efek puncak 30 – 60 menit. Duration of action 4 – 6 jam. Efek samping : nyeri kepala, pusing, palpitasi, angina.LabetalolBeta-blocker non selektif dan post-sinaptik α-adrenergic blocking agent Tersedia preparat oral ataupun parenteral. Dosis : Pemberian i.v setiap 10 menit . Dosis pertama: 20 mg , dosis kedua 40 mg dan dosis selanjutnya 80 mg dengan dosis maksimum 300 mg. Onset of action = 5 menit. Efek puncak = 10 – 20 menit . Duration of action = 45 menit sampai 6 jam.NifedipineCalcium channel blocker. Dapat menurunkan tekanan darah dengan cepat. Onset of action = 1 – 2 menit. Duration of action = 3 – 5 menit.B. Terapi PASCA PERSALINAN· Setelah persalinan, pemilihan jenis obat anti HT menjadi lebih bebas.· Pemberian diuretik tidak lagi merupakan kontraindikasi.· MgSO4 diberikan sampai 24 jam pasca persalinan.· Phenobarbital 120 mg/hari dapat diberikan pada pasien dengan HT persisten dimana diuresis masih belum terjadi.· Bila 24 jam pasca persalinan TD Diastolik masih diatas 110 mmHg dapat diberikan obat anti HT lainnya a.l diuretik, calcium channel blocker, ACE inhibitor , betta blocker dsbnya.· Pemeriksaan TD dilakukan dalam posisi berdiri untuk menghindari kesalahan pemeriksaan.PROGNOSAKematian maternal akibat PE atau E secara langsung jarang terjadi, kematian umumnya disebabkan oleh :· Cerebral hemorrhage.· Pneumonia aspirasi.· Hipoksik ensepalopati.· Tromboemboli.· Ruptura hepar.· Gagal ginjal.
 
- TD-Tekanan      darah ≥ 140/90 mmHg terjadi pertama kali dalam kehamilan. 
 
 