-->

Astagfirullah...!!! Inilah 10 Perilaku Yang Tidak Disadari Para Istri Menyebabkan Durhaka Kepada Suami,No 5 Paling Banyak Dilakukan, Tolong Beritahukan Yang Lain


Berikut ini yaitu 10 perilaku yang perlu dijauhi oleh beberapa istri, agar tidak jadi kelompok istri durhaka pada suami, salah satunya yaitu : 

1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna 
Sebelumnya menikah, seseorang wanita memikirkan pernikahan yang demikian indah, kehidupan yang begitu romantis seperti ia baca dalam novel ataupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron. 

Ia mempunyai gambaran yang begitu ideal dari satu pernikahan. Kelelahan yang begitu, cape, permasalahan keuangan, serta segudang problematika didalam satu keluarga luput dari gambaran nya. 

Ia cuma memikirkan yang indah-indah serta enak-enak dalam satu perkawinan. 
Pada akhirnya, saat ia mesti hadapi semuanya, ia tidak siap. Ia kurang dapat terima kondisi, hal ini berlangsung berlarut-larut, ia senantiasa saja menuntut suaminya supaya keluarga yang mereka bina sesuai sama gambaran ideal yang selalu ia mimpikan mulai sejak muda. 

Seseorang wanita yang akan menikah, alangkah sebaiknya bila ia lihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya. 

2. Nusyus (tidak patuh pada suami) 
Nusyus yaitu sikap membangkang, tidak taat serta tidak patuh pada suami. Wanita yang lakukan nusyus yaitu wanita yang melawan suami, tidak mematuhi perintahnya, tidak patuh kepadanya, serta tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah tentukan untuk dia. 

Nusyus mempunyai sebagian bentuk, salah satunya yaitu : 
Menampik ajakan suami saat mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan ataupun dengan cara samar. 

Mengkhianati suami, umpamanya dengan merajut jalinan gelap dengan pria lain. 
Memasukkan seorang yang tidak disukai suami kedalam rumah 
Lupa dalam melayani suami 
Berlebihan serta menghambur-hamburkan duit pada yang bukanlah tempatnya 
Menyakiti suami dengan bicara yang tidak baik, mencela, serta menghinanya 
Keluar tempat tinggal tanpa ada izin suami 
Menebarkan serta mencemooh rahasia-rahasia suami. 

Seseorang istri shalihah akan selalu meletakkan ketaatan pada suami diatas segala-galanya. Sudah pasti bukanlah ketaatan dalam kedurhakaan pada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Ia akan patuh kapan juga, dalam kondisi apa pun, suka ataupun sulit, lega ataupun sempit, sukai maupun duka. Ketaatan istri seperti ini begitu besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta serta pelihara kesetiaan suami. 

3. Tidak suka pada keluarga suami 
Kadang-kadang seseorang istri inginkan agar semua perhatian serta kasih sayang sang suami cuma tercurah pada dianya. 

Tidak bisa sedikit juga saat serta perhatian diberikan pada selainnya. Termasuk pada orangtua suami. Walau sebenarnya, di satu segi, suami mesti berbakti serta memuliakan orang tuanya, terutama ibunya. 

Satu diantara memiliki bentuk yaitu cemburu pada ibu mertuanya. Ia berasumsi ibu mertua sebagai pesaing paling utama dalam memperoleh cinta, perhatian, serta kasih sayang suami. 

Terkadang, beberapa istri berani mengejek serta melecehkan orangtua suami, bahkan juga ia seringkali berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka pada orang tuanya. Kadang-kadang istri berniat mencari-cari kekeliruan serta kekurangan orangtua serta keluarga suami, atau membesar-besarkan satu permasalahan, bahkan juga tidak segan untuk memfitnah keluarga suami. 

Ada pula seseorang istri yang menuntut suaminya agar lebih suka pada keluarga istri, ia berusaha menghindari suami dari keluarganya dengan beragam cara. 

Ikatan pernikahan tidak cuma menjadikan satu dua insan dalam satu instansi pernikahan, tetapi juga ‘pernikahan antar keluarga’. Ke-2 orangtua suami yaitu orangtua istri, keluarga suami yaitu keluarga istri, sebaliknya. Merajut jalinan baik dengan keluarga suami adalah satu diantara keselarasan keluarga. 

Suami akan terasa tenang serta bahagia bila istrinya dapat memposisikan dianya dalam kelurga suami. Hal ini akan memberi cinta serta kasih sayang suami. 

4. Tidak melindungi penampilan 
Terkadang, seseorang istri berhias, berdandan, serta kenakan pakaian yang indah cuma saat ia keluar tempat tinggal, saat akan melancong, menghadiri undangan, ke kantor, berkunjung ke saudara ataupun beberapa temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau saat ada acara yang lain diluar tempat tinggal. 

Kondisi ini sungguh berbalik saat ia di depan suaminya. Ia tidak perduli dengan badannya yang kotor, cukup cuma kenakan pakaian seadanya : terkadang kotor, lusuh, serta berbau, rambutnya kusut masai, ia juga cuma mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat. 

Bila keadaan ini terus-terusan dipelihara oleh istri, janganlah heran bila suami tidak kerasan dirumah, ia lebih sukai menggunakan waktunya diluar daripada dirumah. 

Harusnya, berhiasnya dia lebih diperuntukkan pada suami Jangan sampai keindahan yang sudah dianugerahkan oleh Allah diberikan pada orang lain, walau sebenarnya suami nya dirumah lebih memiliki hak karenanya. 

5. Kurang berterima kasih 
Tidak jarang, seseorang suami tidak dapat penuhi hasrat sang istri. Apa yang didapatkan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak senang dengan apa yang didapatkan suami, walau suaminya telah berusaha dengan cara optimal untuk penuhi keperluan keluarga serta sebagian hasrat istrinya. 

Istri kurang bahkan juga tidak mempunyai rasa terima kasih pada suaminya. Ia tidak bersukur atas karunia Allah yang didapatkan padanya melalui suaminya. Ia selalu terasa sempit serta kekurangan. Karakter qona’ah serta ridho pada apa yang didapatkan Allah padanya begitu jauh dari dianya. 

Seseorang istri yang shalihah pastinya dapat mengerti terbatasnya kekuatan suami. Ia akan tidak membebani suami dengan suatu hal yang tidak dapat dikerjakan suami. Ia akan berterima kasih serta mensyukuri apa yang sudah diberikan suami. Ia bersukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah padanya, dengan bersukur, insya Allah, nikmat Allah akan jadi tambah. 

“Sesungguhnya bila anda bersukur, tentu Kami bakal memberi (nikmat) padamu, 
apabila anda memungkiri (nikmat-Ku), jadi sebenarnya adzab-Ku begitu pedih. ” 

6. Memungkiri kebaikan suami 
“Wanita adalah sebagian besar masyarakat neraka. ” Sekian di sampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sesudah shalat gerhana saat berlangsung gerhana matahari. 
Ajaib!! wanita begitu dimuliakan di mata Islam, bahkan juga seseorang ibu peroleh hak untuk dihormati tiga kali semakin besar daripada bapak. 

Sosok yang dimuliakan, tetapi jadi jadi penghuni sebagian besar neraka. Bagaimana ini berlangsung? 

“Karena kekufuran mereka, ” jawab Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam saat beberapa sabahat ajukan pertanyaan kenapa hal itu dapat berlangsung. Apakah mereka memungkiri Allah? 
Bukanlah, mereka tidak memungkiri Allah, namun mereka memungkiri suami serta kebaikan-kebaikan yang sudah diperbuat suaminya. 

Apabila seseorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, lalu seseorang istri lihat suatu hal yang tidak disukainya dari seseorang suami, jadi si istri akan menyampaikan kalau ia tidak lihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Sekian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197). 

Memungkiri suami serta kebaikan-kebaikan yang sudah dikerjakan suami!! 
Berikut penyebabnya banyak para wanita ada didalam neraka. Mari kita saksikan diri tiap-tiap kita, kita sama-sama introspeksi, apa serta bagaimana yang sudah kita kerjakan pada suami-suami kita? 

Bila kita terlepas dari yang sekian, alhamdulillah. Tersebut yang kita harapkan. Berita senang untukmu wahai saudariku. 

Tetapi bila tidak, kita (sering) memungkiri suami, memungkiri kebaikan-kebaikannya, jadi hati-hatilah dengan apa yang sudah diduga oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. 

Bertobat, hanya satu pilihan utuk terlepas dari pedihnya siksa neraka. Sepanjang matahari belum terbit dari barat, atau nafas sudah ada di kerongkongan, masihlah ada saat untuk bertobat. Namun kenapa harus kelak? Kenapa harus menanti sakaratul maut? 

Jangan sampai engkau katakan besok serta besok wahai saudariku ; kejarlah ajalmu, tidakkah engkau tidak paham kapan engkau akan menjumpai Robb mu? 
“Tidaklah seseorang isteri yang menyakiti suaminya didunia, tetapi isterinya (di akhirat nantinya) : bidadari sebagai pasangan suaminya (berkata) : 

 “Jangan engkau menyakitinya, nantinya anda dimurkai Allah, seseorang suami begimu hanya seseorang tamu yang dapat selekasnya berpisah dengan anda menuju kami. ” (HR. At Tirmidzi, hasan) 
Wahai saudariku, mari kita saksikan, apa yang sudah kita kerjakan sampai kini, jangan sampai jemu serta henti untuk introspeksi diri, jangan pernah apa yang kita kerjakan tanpa ada kita sadari membawa kita pada neraka, yang kedahsyatannya pasti telah Engkau kenali. 

Bila satu waktu, nampak suatu hal yang tidak kita gemari dari suami ; jangan sampai kita memungkiri serta melupakan semuanya kebaikan yang sudah suami kita kerjakan. 
“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sebenarnya suamimu yaitu surga serta nerakamu. ” (HR. Ahmad) 

7. Mengungkit-ungkit kebaikan 
Tiap-tiap orang pastinya mempunyai kebaikan, tidak kecuali seseorang istri. Yang jadi permasalahan yaitu bila seseorang istri menyebutkan kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rencana mengungkit-ungkit kebaikannya semata. 

“Hai beberapa orang yang beriman, jangan sampai anda menyingkirkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya serta menyakiti (perasaan si penerima). 

” Al Baqarah : 264 
Abu Dzar radhiyallahu’Anhu meriwayatkan, sebenarnya Nabi Shallallahu’Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga grup manusia di mana Allah tidak akan bicara serta tidak akan melihat mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka serta buat mereka adzab yang pedih. ” 

Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sejumlah tiga kali. ” Lalu Abu Dzar ajukan pertanyaan, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah? ” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang sukai mengungkit-ungkit kebaikannya serta orang yang sukai bersumpah palsu saat jual. ” HR. Muslim 

8. Repot diluar rumah 
Seseorang istri kadang-kadang mempunyai banyak aktivitas diluar tempat tinggal. Aktivitas ini tidak ada kelirunya, seandainya memperoleh izin suami serta tidaklah sampai meremehkan pekerjaan serta tanggung jawabnya. 

Jangan pernah kesibukan itu melalaikan tanggung jawab nya sebagai seseorang istri. Jangan pernah amanah yang telah dipikulnya terlewatkan. 

Saat suami pulang dari mencari nafkah, ia merasakan tempat tinggal belum beres, cucian masihlah menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, serta lain sebagainya. 

Bila hni berlangsung terus menerus, mungkin saja suami tidak kerasan dirumah, ia lebih sukai menggunakan waktunya diluar atau di kantor. 

9. Cemburu buta 
Cemburu adalah perilaku wanita, ia adalah satu ekspresi cinta. Dalam batas-batas spesifik, bisa disebutkan lumrah apabila seseorang istri terasa cemburu serta memendam rasa curiga pada suami yang jarang ada dirumah. Tetapi bila rasa cemburu ini terlalu berlebih, melampaui batas, tidak mendasar, serta cuma datang dari praduga ; jadi rasa cemburu ini bisa beralih jadi cemburu yang tercela. 

Cemburu yang disyariatkan yaitu cemburunya istri pada suami karena kemaksiatan yang dikerjakannya, misalnya : 

berzina, kurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih memprioritaskan istri lain daripada dianya. Bila ada sinyal tanda yang membetulkan hal tersebut, jadi ini yaitu cemburu yang terpuji. Bila cuma sangkaan belaka tanpa ada kenyataan serta bukti, jadi ini yaitu cemburu yang tercela. 

Bila keraguan istri berlebihan, tidak berdasarkan pada kenyataan serta bukti, cemburu buta, hal ini pastinya akan mengundang kekesalan serta kejengkelan suami. Ia akan tidak pernah terasa nyaman saat ada dirumah. 

Bahkan juga, tidak tutup kemungkinan, kejengkelannya bakal dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang didugakan istri pada dianya. 

10. Kurang melindungi perasaan suami 
Kepekaan suami ataupun istri pada perasaan pasangannya begitu dibutuhkan untuk hindari terjadinya perseteruan, kesalahpahaman, serta ketersinggungan. 

Seseorang istri sebaiknya selalu waspada dalam tiap-tiap perkataan serta tindakannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia dapat melindungi lisannya dari rutinitas mencaci, berkata keras, serta mengkritik dengan cara menyudutkan.  

Istri senantiasa berusaha untuk memperlihatkan muka yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, serta menyejukkan saat dilihat suaminya. 
sumber : http://garis-muslim.blogspot.co.id/2016/05/astagfirullah-inilah-10-perilaku-istri.html

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan luhur didieu

Iklan tengah didieu 1

Iklan tengah didieu 2

Iklan handap didieu